Lokawisata walitis merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di kabupaten Temanggung, tepatnya di desa Jetis, kecamatan selopampang. Meskipun lokawisata ini terletak di kabupaten Temanggung, anehnya belum banyak warga Temanggung yang mengunjunginya.
Lokawisata Walitis merupakan lokawisata yang baru saja diresmikan sebagai salah satu objek wisata dikawasan Temanggung. Mungkin alasan itulah yang mendasari belum banyaknya warga temanggung yang mengetahui keberadaanya. Objek wisata ini diresmikan pada tahun 2007.
Walitis merupakan objek wisata yang berbentuk hutan pinus di kawasan gunung sumbing. Hal yang paling menarik yang terdapat dalam lokawisata Walitis adalah terdapatnya sebuah pohon yang tingginya +35 m dengan lebar 7 dekapan tangan orang dewasa konon katanya, pohan tersebut merupakan jelmaan dari sebuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang sekarang tumbuh menjadi pohon yang tinggi nan besar tersebut. Kita dapat menikmati indahnya kota Temanggung dan magelang dari tempat tersebut secara leluasa.
Untuk menuju lokawisata ini, dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu:
- Jalur pertama: Untuk pengunjung yang berasal dari daerah magelang dan sekitarnya, akan lebih dekat apabila melewati kecamatan Windusari dan menuju desa Selopampang. Dari arah Selopampang, kita tinggal berjalan sesuai arah arus jalan yang melewati beberapa desa dengan menikmati panorama alam kaki gunung Sumbing yang akhirnya menuju desa Jetis. Desa jetis merupakan desa tarakhir yang dilewati sebelum sampai ditempat tujuan. Setelah desa Jetis, tidak terdapat desa lagi, hanya akan menemui ladang-ladang para petani dan hutan pinus disepanjang jalan yang membuat suasana perjalanan terasa indah.
- Jalur kedua: untuk pengunjung yang berasal dari daerah barat kota Temanggung dan sekitarnya akan lebih dekat apabila melalui kecamatan Tembarak untuk menuju ke kecamatan Selopampang untuk menuju Walitis.
Dengan letak tempat wisata yang jauh dari perkotaan, menjadikan lokawisata ini terasa lebih sejuk tanpa polusi. Dengan kondisi jalan yang terdiri dari tataan batu kecil yang ditata rapi “KRICAAN”, menjadikan perjalanan tersebut lebih seru dan penuh tantangan. Dalam perjalanan, kita akan sering berpapasan dengan warga sekitar, namun tidak perlu khawatir, karena warga masyarakat sekitar mempunyai sifat yang peramah, sehingga aman dan tidak perlu takut terjadi kejahatan.
Untuk menikmati objek wisata ini, tidak dipungut biaya sepeserpun, alias gratis, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Hanya satu yang menjadi syarat untuk menikmati lokawisata ini yaitu tidak merusak kelestarian dan keindahan objek wisata tersebut.
Tulisan ini merupakan hasil karya dari Arivatul Khasanah, siswi SMKN 2 Temanggung yang berhasil meraih Juara Harapan III Lomba Menulis untuk Pelajar se-eks Karesidenan Kedu.